Memiliki masa kuliah yang bisa berjalan dengan lancar
adalah impian setiap mahasiswa. Namun impian bisa kuliah dengan cepat ternyata
tidak sesuai harapan. Banyak sekali halangan dan masalah yang timbul ketika menjalani
masa kuliah. Hal tersebut dialami oleh Vivi yang menempuh pendidikan di salah
satu Universitas Perguruan Tinggi Negeri. Awal kuliah bisa ia jalani dengan
tenang dan lancar, namun hari-hari berikutnya menjadi membingungkan dan banyak
kendala. Mulai dari biaya yang sedikit tersendat hingga masalah lain yang juga
mengganggu konsentrasinya saat proses belajar.
Saat masalah keuangan mulai mengganggu, Vivi
memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu dengan harapan bisa meringankan
beban orang tuanya di kampung halaman yang kesusahan dalam mencari nafkah.
Pekerjaan paruh waktu berhasil ia dapatkan, namun berbagai tugas kuliah menjadi
terbengkalai karena ia mulai kesulitan membagi waktu. Pada masa sulit seperti
itu Vivi merasa sangat lelah tapi bayangan kedua orang tuanya yang sangat
bersemangat dalam hidup membuatnya kembali bangkit. Di sela-sela kerja, Vivi
menyempatkan waktu untuk belajar atau mengerjakan tugas. Beruntung ia memiliki
bos dan rekan kerja yang bisa memaklumi kondisinya.
Kuliah dan kerja mulai bisa Vivi jalani dengan
seimbang hingga akhirnya ia jatuh sakit. Sakit yang ia derita mengharuskan
dirinya banyak istirahat. Dengan berat hati ia memutuskan untuk cuti kuliah dan
bekerja selama satu semester. Selama cuti, Vivi menghabiskan waktu di kampung
halaman. Ia merasa senang bisa pulang dan berkumpul dengan keluarga, namun di
sisi lain ia juga sedih karena kondisi kesehatannya tidak baik. Selain itu
jadwal selesai kuliah juga menjadi molor. Ia mulai gelisah dan khawatir akan
memakan waktu lebih lama untuk lulus. Oleh karena itu ia bersemangat untuk
sembuh dan segera kembali ke tanah rantau.
Sebelum masa cuti kuliah berakhir, Vivi sudah
dinyatakan benar-benar sembuh oleh dokter. Ia memanfaatkan waktu tersisa itu
untuk kembali bekerja dan belajar. Jam kerja yang ia dapatkan menjadi lebih
maksimal dan uang yang ia hasilkan juga bertambah. Namun kejadian buruk kembali
menimpa Vivi, ia dituduh terjerat kasus narkoba karena mengantarkan paket yang
dititipkan kepadanya. Tanpa ia tahu ternyata paket yang dititipkan kepadanya
berisi narkoba. Kejadian tersebut membuatnya dikeluarkan dari universitas.
Meskipun ia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan para pelaku, ia dianggap
terlibat dan tetap dikeluarkan dari universitas.
Dengan berat hati Vivi kembali ke kampung halaman. Ia
merasa sangat sedih karena tidak bisa melanjutkan kuliah. Kedua orang tuanya
juga merasakan hal yang sama, tapi mereka yakin bahwa Vivi bisa segera bangkit
dan mencari jalan lain untuk sukses meskipun putus kuliah. Vivi merasa sedih
beberapa saat dan kembali bersemangat dengan impian baru setelah melihat lomba
desain pakaian yang cukup bergengsi. Vivi yang pandai menggambar tidak mau
melepaskan kesempatan yang sangat baik itu.
Selama beberapa hari ia rajin berlatih dengan dukungan
kedua orang tua. Setelah yakin bisa menggambar desain pakaian yang unik dan
cantik, ia mulai membuat desain dengan penuh semangat. Dengan iringan doa dari
kedua orang tua, ia mengirimkan desain tersebut. Sembari menunggu pengumuman
pemenang, Vivi membantu kedua orang tua bekerja dan sesekali belajar beberapa
hal yang ia dapatkan selama kuliah. Vivi masih memiliki semangat yang sangat
tinggi untuk belajar. Untuk memanfaatkan ilmu yang sudah didapatkan, ia membuka
kelas les sederhana di rumahnya. Beberapa siswa SD dan SMP mengikuti les
tersebut. Les yang ia lakukan tidak mematok harga sehingga para murid
memberinya upah seikhlasnya di setiap pertemuan.
Waktu berlalu dan hari pengumuman lomba desain akhirnya
tiba. Vivi menanti hasil lomba dengan gugup namun tetap percaya diri dengan
karya yang sudah ia buat. Setelah menunggu beberapa saat, pengumuman yang
ditunggu-tunggu keluar dan Vivi dinyatakan menang sebagai juara kedua. Ia dan
kedua orang tuanya sangat bahagia dengan pengumuman tersebut. Untuk merayakan keberhasilan
yang diraih, ia mengadakan tasyakuran sederhana di rumah. Dalam tasyakuran
tersebut juga dipanjatkan doa untuk kelancaran Vivi yang nantinya melakukan
perjalanan ke ibu kota.
Berkat lomba tersebut Vivi mendapatkan hadiah uang
tunai dan pelatihan desain dengan desainer ternama di ibu kota selama satu
bulan. Tidak mau melepaskan kesempatan tersebut, Vivi bersungguh-sungguh saat
mengikuti pelatihan. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, Vivi yang tidak
pernah bosan belajar langsung ditawari bekerja sebagai desainer.
Pengalaman Vivi yang sangat berliku membuatnya lebih
berhati-hati saat memutuskan sesuatu. Begitu juga dengan masa depan yang akan
ia hadapi. Tak mau mengambil risiko, ia memanfaatkan fitur Asuransi Wakaf
dengan mengunjungi laman https://www.allianz.co.id/produk/asuransi-syariah/fitur-wakaf.
Jika Anda juga ingin melakukan hal yang sama, Anda bisa langsung klik link
tersebut dan dapatkan berbagai informasi yang akan membantu Anda.
0 komentar:
Posting Komentar